Dalam menyambut Paskah sebagian besar umat kristiani mempersiapkan diri dengan berbagai cara, ada yang berpuasa selama 40 hari, berpuasa pantang, dan juga kegiatan sosial lainnya yang tujuannya untuk mengenang sengsara dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Terlepas dari cara yang dilakukan dan juga kegiatan yang diadakan, dalam memaknai kebangkitan Yesus Kristus sebenarnya yang terpenting adalah karya nyata yang kita tujukan pada sesama, sehingga dapat tercermin bagaimana tindakan Yesus saat itu dengan rela disalibkan hanya untuk menebus dosa manusia.
Untuk dapat memaknai peristiwa kebangkitan Yesus Kristus secara mendalam baiklah kita lihat rangkaian peristiwa dari penyaliban, wafat, bangkit dan kemudian Tuhan Yesus menampakkan diri kepada murid-muridnya, maka pemahaman kita dalam menyikapi peristiwa tersebut dapat dibedakan menjadi 3 sikap, yaitu :
1. Percaya sepenuh hati (Matius 28 : 1-9)
Kelompok orang yang percaya sepenuh hati bahwa Yesus bangkit adalah mereka yang begitu mendengar langsung percaya dengan sepenuh hati, hal ini dapat kita lihat seperti sikap yang ditunjukkan oleh Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus serta perempuan-perempuan yang lain,. Ketika pagi-pagi benar mereka pergi kekubur Yesus, mereka ditemui oleh malaikat Tuhan yang mengatakan bahwa Yesus telah bangkit. Apa reaksi mereka saat itu? Dalam Matius 28 : 8, “ Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.”
Disini terlihat bagaimana sikap para perempuan yang tidak bertemu langsung dengan Yesus yang dicari, tetapi mereka sungguh memiliki sukacita yang besar untuk mempercayai kebangkitan Yesus dengan sepenuh hati, yang kemudian memberitakanya kepada orang lain.
2. Sulit Percaya atau Ragu-ragu (Yohanes 20 : 24-29)
Yang kedua adalah kelompok orang yang masih ragu-ragu menerima kebangkitan Yesus, walaupun sudah banyak yang bersaksi dan memberitakan kebangkitan Yesus, tetapi orang ini masih kurang percaya sepenuhnya. Mereka beranggapan harus mengalami sendiri peristiwa kebangkitan tersebut atau ingin Yesus menemui secara pribadi baru mereka percaya. Sikap semacam ini dapat kita lihat pada diri murid Yesus yang bernama Thomas.
Dalam Injil Yohanes 20 : 25b, “ tetapi Thomas berkata kepada mereka, Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku kedalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku kedalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya”.
Orang yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang tidak menyadari penyertaan Tuhan Yesus dalam kehidupanya dan menganggap bahwa setiap perjumpaan yang dilakukan oleh Yesus harus spektakuler/ dasyat, sehingga lupa akan berkat Tuhan yang selalu mengalir sepanjang kehidupanya.
3. Tidak percaya (Matius 28 : 11-15)
Pada saat para serdadu yang menjaga kubur Yesus menceritakan kebangkitan Yesus kepada para Imam Kepala Yahudi, mereka dipaksa untuk mengatakan hal yang sebaliknya, bahwa Yesus dicuri oleh murid-muridnya, bahkan para serdadu disuap oleh imam-imam kepala dengan sejumlah uang. Hal ini dapat dilihat dalam Injil Matius 28 : 12-13, “Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu, dan berkata, “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.”
Inilah kelompok orang yang sudah tidak menginginkan penyelamatan Yesus untuk kehidupannya, walaupun sudah banyak kesaksian yang diberitakan tetapi sulit untuk menerima apalagi percaya, sehingga melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi orang lain agar tidak mempercayai kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar